Jonker van Manifa, atau dikenal sebagai Kapitan Jonker, merupakan salah satu pemimpin pasukan khusus VOC
yang beranggotakan salah satu etnis di Nusantara. Dia pertama kali
datang ke Batavia sebagai tawanan perang VOC. Kapitan Jonker bersama
pasukan Ambonnya yang berjumlah 30 orang datang ke Batavia tahun 1656,
dibawa oleh admiral de Vlaming van Oudsehoorn.
Hubungan
baik VOC dengan Kapitan Jonker terjadi saat Kapitan Jonker dan
pasukannya mendapat tugas dari VOC menyerang daerah di dekat Goa
(India). Hubungan itu diteruskan dengan keberhasilan pasukan Ambon-nya
Kapitan Jonker yang membantu VOC mengalahkan Aceh. Untuk bantuan itu,
Kapitan Jonker mendapat tanah di Marunda. Selain itu, Jonker juga membantu VOC menyerang Goa-Tallo di Sulawesi Selatan, dan menangkap Trunojoyo.
Untuk jasanya menangkap Trunojoyo, Jonker mendapat hadiah 3000
rijksdaalden, sebuah kalung emas, dan sebuah medallion seharga 300
rijksdaalden. Hadiah itu diperoleh Kapitan Jonker atas jasa Cornelis Speelman,
yang merupakan gubernur jenderal VOC saat itu. Hal itu dikarenakan dua
tahun sebelumnya VOC menolak memberikan hadiah atas penangkapan
Trunojoyo.
Maalah bagi Jonker mulai datang, saat Jonker berselisih dengan mayor Isaac de St Martin
saat memimpin pasukan VOC menyerang Banten. Jonker melaporkan masalah
ini dengan gubernur jenderal saat itu, Cornelis Speelman, dan Speelman
mengganti posisi Martin dengan Kapitein Tack. Saat Speelman meninggal
dan St Martin diangkat menjadi panglima VOC, Jonker disingkirkan dari
ketentaraan VOC. Setelah itu, Jonker berdiam di tanahnya di Marunda dan
dia juga melepas jabatannya di VOC karena sakit.
Masalah
berikut bagi Jonker adalah tanah Marunda-nya yang banyak didiami orang
Banten dan mereka sering menyerang benteng VOC, serta banyaknya orang
Bugis serta Makassar yang mengkhawatirkan VOC. Pada akhirnya VOC sendiri
mengeluarkan aturan bahwa setiap etnik akan diberi tanda pengenal yang
selalu dibawa kemana saja, dan akan dilakukan kekerasan jika peraturan
ini tidak dipatuhi. Aturan ini jelas memicu ketegangan dalam masyarakat,
apalagi muncul desas-desus Jonker akan memberontak tahun 1689.
22
Agustus 1689 ada laporan rencana penyerangan kasteel yang akan dipimpin
Jonker. Masuk juga laporan, bahwa Kapiten Jonker juga membuat acara
ritual menyiapkan pasukan, sehingga Raad van Indie bersidang di kasteel
untuk menyusun serangan ke Marunda. Pada tanggal 23 Agustus 1689,
pasukan VOC bergerak ke arah Marunda, dan akhirnya pada tanggal 24
Agustus 1689, Jonker tewas terbunuh karena terkena sabetan klewang.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar